Kamis, 18 Juli 2013

Menjadi pribadi yang Positif dan Produktif

Memasuki pekan kedua Ramadan yang dirasakan makin semangat, suasana kantor dengan kegiatan kajiannya juga semakin menambah pengetahuan kami tentang Al quran dan sunah. Meski di luar negeri kita sedang mendengar banyak terjadi gejolak diantaranya Mesir dengan 7 juta orang demonstran pendukung Presiden Mursinya, maupun di dalam negeri yang masih bergejolak dengan harga sembako sebagai imbas naiknya BBM..Pikiran saya melayang dan berusaha mengingat kembali materi kajian di tanggal 11 Juli 2013 yang mendatangkan isteri dari mantan penyiar acara di salah satu stasiun televisi dan conference call dengan beliau. Kenapa ingatan saya melayang kesana karena menurut saya berbagai gejolak yang terjadi bisa kita jadikan pengalaman sebagaimana yang Pak pepeng dan Ibu tami coba kisahkan pada saat itu. Sebagai penderita Multiple sclerosis sebuah penyakit yang menyerang sistem syaraf pak pepeng harus mengikhlaskan keadaan dirinya lumpuh bagian tubuh kebawah, selama berbulan bulan bahkan bertahun tahun beliau harus menerima sebuah keadaan yang bahkan belum diketahui apakah penyebab dari sakit tersebut apalagi obatnya, "menerima Apa yang Alloh berikan kepada kita, sesakit apapun, seburuk apapun, menerima dahulu dan minta hanya kepada Alloh untuk bisa menjalani dan sembuh" itu yang selalu saya ingat. Sedangkan peran sang isteri pun tak kalah hebatnya, bagaimana mengurus suami yang sebelumnya sebagai kepala rumah tangga dengan segala kekuatannya, yang saat ini bahkan untuk melaksanakan hajatnyapun harus dibantu. "Multitasking MOM" itu yang saya ingat tentang sosok isteri dari Pak pepeng ini. Melalui sharing mereka sungguh saya merasa sangat kecil dan tentu saja Alloh sangat Maha Kuasa.  Dari kesabaran mereka, meski Pak pepeng sudah tidak bisa bekerja kembali tapi beliau tetap punya prinsip "pantang mati sebelum ajal", beliau melakukan usaha melalui tempat tidurnya, menulis menjadi pilihannya, melalui buku, sharing tentang penyakitnya selama 7 th beliau membuktikan bahwa pasti ada jalan yang Alloh berikan.


melalui cerita diatas dapat kita ambil hikmah:
tentunya kita yang masih dititipi kesehatan untuk tak lupa bersyukur dan bentuknya adalah dengan work hard pray harder tentunya, saat kita masih sehat supaya tidak menyianyiakannya, menjalankan peran kita secara profesional, bekerja positif dan produktif karena ada Alloh yang selalu melihat kita, semoga kita semua terus dilimpahkan rahmatNya dengan rezeki yang terus mengalir fidunya wal akhirah, aamiin... sebagaimana firman Alloh dalan Surat At Thaha 132:


Rabu, 17 Juli 2013

Merindukan pemimpin Sekuat sekaligus Selembut Umar Bin Khatab

Seperti biasa setiap pagi sebelum berangkat kerja, sembari menyiapkan peralatan perang ke medan jihad karena lingkungan kerja buat kita adalah medan jihad, dan menyiapkan bekal  makanan(kecuali di bulan ramadan ini tentunya) kami sekeluarga selalu menonton berita di salah satu media televisi swasta. Berbagai berita muncul di televisi mulai kasus korupsi yang tidak berkesudahan, harga sembako yang semakin naik akibat kenaikan BBM yang sudah dilakukan oleh pemerintah. Ingatan saya melayang kepada materi kajian yang sering saya terima mengenai seorang pemimpin besar yang kuat dalam menjalankan tugasnya tetapi sangat lembut hati dan begitu lunaknya beliau ketika berhadapan dengan isteri beliau..tentunya kita pasti sangat mengenal sosok ini, dialah salah seorang khulafaur rasyidin Umar bin khatab..Banyak hadist yang menceritakan kisah beliau diataranya:

1. Pada saat itu terdapat yahudi miskin yang diusir dari masjid karena gubuknya menjadi pemandangan yang buruk diatara masjid yang megah berdiri, kemudian yahudi itu datang kepada Rasulullah dan menceritakan kejadian yang dialaminya. Singkat cerita yahudi itu diutus Rasulullah untuk menghadap kembali kepada umar dengan membawa sebuah pedang. Ternyata setelah menerima pedang itu Penguasa sekaliber umar pun tunduk dan menangis, ternyata pada pedang yang dibawa yahudi terdapat tanda yang dibuat rasulullah berupa garis lurus, itu artinya meski sebagai penguasa umar harus tetap perprilaku lurus dan memberikan pengayoman masyarakatnya baik yang seiman maupun tidak, SUBHANALLOH..
2. Dikisahkan saat itu terdapat seorang lelaki yang akan mengadu kepada beliau perihal perbuatan isterinya yang sangat cerewet, tapi setelah beliau datang kepada Umar bin Khatab yang saat itu terdiam karena isteri beliau sedang menceramahi beliau, maka setelah isterinya pergi disilahkan lelaki tersebut dan umar berkata: “Taukah engkau kenapa saat isteriku menceramahiku aku hanya diam?” karena dialah seseorang yang selalu menyiapkan makanan untuk aku dan keluargaku, dialah orang yang menyediakan pakaian yang kukenakan sehingga terlihat berwibawa dihadapan kalian, dialah orang yang selalu menungguku dengan kecemasan saat aku belum pulang kerumah dan dialah orang yang melahirkan, mengurus dan membesarkan anak-anakku sehingga menjadi orang yang cerdas dan sholeh di kemudian hari”

Dari dua kisah diatas memberikan  contoh kepada kita tentang tingginya ahlaq seorang pemimpin “Umar bin Khatab”, seorang pemimpin haruslah menjadi seorang yang kuat dalam menegakkan hukum dan syariahnya kepada penduduknya, memikirkan nasib penduduknya bahkan di dalam keluargapun beliau merupakan sosok yang lemah lembut dan cinta keluarga. Pastinya kita akan sangat rindu dengan pola kepemimpinan khalifah sepeninggal rasulullah seperti kepemimpinan Umar, dan yang bisa kita lakukan sebagai rakyat adalah dengan :

      1. Berdoa agar kita memiliki pemimpin yang berjiwa sebagaimana Umar terhadap rakyatnya, menjadi  rakyat dari pemimpin yang hanya takut kepada Alloh SWT, tanpa takut kepada apapun sehingga jika mereka akan berbuat dzolim akan ada Alloh yang melihatnya sebagaimana dalam firmanNYA di surat(QS Yunus: 62):


2. Mulai membangun peradaban dari scoope yang kecil yaitu dari keluarga kita dahulu, meningkatkan pemahaman kita tentang Islam kepada seluruh anggota keluarga, setiap aktivitas yang kita lakukan hendaknya didasarkan kepada Al quran dan Sunahnya, bekerja giat, menularkan hal yang positif kepada lingkungan sekitar, menjadi pribadi yang terbaik, umat yang terbaik.

Selasa, 16 Juli 2013

Bertemu kembali dengan Ramadan 1434H

Alhamdulillah..
akhirnya kita dipertemukan kembali kepada tamu agung, tamu khusus yang dikirimkan Alloh SWT ke rumah kita. kenapa kita menyebutnya dengan agung?
”karena seandainya para hamba tahu yg terdapat pada ramadhan, niscaya mereka harapkan ramadhan terjadi sepanjang tahun “(HR Thabrani)

Ramadan ini merupakan Ramadan keempat kami di Tangerang, tidak terasa sudah hampir seusia anak kami yang 1, berada jauh dari orang tua yang berada di jatim..Ramadan tahun ini sedikit berbeda karena sudah ada penghuni baru di rumah kami, dede Malika yang lahir desember 2012 kemarin, kalau dibilang tambah rempong ya begitulah hehehe..tapi kembali lagi ke kalimat “dinikmati saja dan selalu bersyukur”, bukankah segala hal akan menjadi indah dan mudah sebagaimana bentuk penerimaan kita??


Pengennya Ramadan kali ini:
 1. Dikabulkan segala doa dan cita2..
 2. Bertambah rezeki dan dimudahkan dalam segala hal
 3. Menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya
 4. Nasiboxmamachubby makin berkembang duoonkk (hehehe teteup)
 5. Tahun depan bisa menyekolahkan mas azzam ke Daqu
 6. Bisa balik ke jatim, dekat dengan kedua orang tua
 7. Mendapatkan lailatul qodar

Aamiin..YRA